Medan. Presiden AS menunda kenaikan tarif tambahan yang seyogyanya sudah mulai berlaku tadi malam. AS menunda kenaikan tarif resiprokal yang dibebankan ke banyak negara kecuali China. Walaupun kebijakan tarif universial 10% untuk semua barang yang masuk ke AS tetap berlaku. Dan kebijakan penundaan tarif tambahan ini dilakukan dalam 90 hari kedepan.
“Berarti bisa saja nantinya di bulan Juli kebijakan kenaikan tarif tambahan tersebut akan dieksekusi. Sehingga secara keseluruhan tensi perang dagang saat ini sudah mereda. Namun yang perlu diwaspadai adalah bahwa China terus berupaya untuk melawan tekanan AS. Dan Presiden AS baru-baru ini menyampaikan bahwa tarif impor barang dari China akan dinaikkan menjadi 125%,” jelas Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan, Kamis (10/4/2025).
Dengan begitu, lanjutnya, masih banyak ketidakpastian kondisi ekonomi kedepan. Pada hari ini, kinerja pasar keuangan di Asia membaik setelah AS menunda kenaikan tarif tambahan. Mayoritas bursa di Asia ditransaksikan di zona merah.
IHSG pada perdagangan hari ini juga dibuka menguat di level 6.270. Kinerja IHSG secara keseluruhan berpeluang untuk berada di zona hijau selama sesi perdagangan berlangsung.
Sementara itu, mata uang Rupiah pada perdagangan pagi ini juga menguat ke level 16.870 per US Dolar. Tekanan yang terjadi pada imbal hasil US Treasury 10 Y membuka peluang pelemahan US Dolar di pasar global. Tekanan rupiah sementara waktu mereda, dan juga berpeluang ditransaksikan di zona hijau seharian. Terpisah harga emas menguat ke level $3.091 per US Dolar atau sekitar 1.67 juta per gram.
(mdc)