Medan. Polisi terpaksa tembak kedua kaki bapak dan anak pelaku pembunuhan sopir taksi online Michael Frederick Pakpahan (25), yang jasadnya dibuang ke sungai di Dusun VIII Klantan Luar Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.
Kedua bapak anak itu yakni K (50) dan AP (24), warga Dusun 1 Desa Paya Bengkuang Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ini terpaksa dilumpuhkan pakai timah panas di kakinya.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menjelaskan kronologinya, bahwa kedua tersangka bertemu di sebuah warung kopi pada Rabu (2/4/2025). Keduanya membahas rencana pencurian mobil yang akan digunakan untuk bepergian.
Setelah selesai merencanakan pencurian tersebut, para tersangka sepakat bertemu pada Minggu (6/4/2025) di Medan.
Saat itu, tersangka K sudah mempersiapkan alat palu dan goni besar untuk digunakan membungkus jenazah korban. Sedangkan tersangka AP mempersiapkan sarung untuk membekap korban.
“Keduanya mempersiapkan alat untuk membunuh korban, tersangka K menyiapkan palu dan goni besar sedangkan tersangka AP menyiapkan sarung,” kata Kombes Pol Gidion Arif Setyawan saat gelar paparan di Polrestabes Medan, Jumat (11/4/2025).
Pada Minggu (6/4/2025) sekira pukul 19.00 WIB, ayah dan anak ini bertemu di Jalan Pinang Baris tepatnya di Rumah Makan Melayu. Kemudian AP memesan taksi online di aplikasi Indriver menggunakan ponsel tersangka K.
Sekira pukul 24.00 WIB, taksi online dengan mobil Toyota Rush berwarna hitam tiba di tempat kedua tersangka menunggu.
Selanjutnya tersangka K dan AP masuk ke dalam mobil. K duduk di samping supir dan AP duduk di belakang supir.
Lalu Sopir mengemudikan mobil ke arah Tanjung Anom. Setibanya di Jalan Pinang Baris Gang Wakaf 1 17 Kecamatan Sunggal, Kota Medan, tiba-tiba tersangka AP meminta sopir berhenti. AP beralasan sedang menunggu temannya, lalu ia berpura-pura menelepon.
Pada saat korban sedang mengamati handphone-nya, tersangka AP langsung menjerat leher korban dari belakang menggunakan sarung yang sudah dibawanya.
Kemudian tersangka K langsung mengeluarkan palu dari tas dan memukulkan kepala korban sebanyak tiga kali. Sarung yang menjerat leher korban tidak bisa dilepas sampai korban terkulai lemas.
Tersangka AP memindahkan korban ke kursi tengah sambil menarik sarung yang berada di leher korban.
Selanjutnya tersangka AP pindah ke kursi sopir dan mengendarai mobil tersebut menuju arah Gebang, untuk membuang jenazah korban.
Sesampainya di Gebang Klantan sekira pukul 03.00 WIB, pelaku berhenti dan menurunkan korban dari mobil. Lalu jasad korban dimasukkan ke dalam karung goni, sarung yang menjerat leher korban diisi dengan batu sebagai pemberat, dan korban dibuang ke dalam sungai.
“Korban dibuang ke sungai dengan aliran udara yang mengarah ke laut,” ungkapnya
Lalu keduanya menuju Kuala dan bersembunyi di rumah adik tersangka K, sekitar pukul 06.00 WIB.
Kedua tersangka membersihkan mobil membuka plat nomor mobil dan menyimpan barang-barang korban di rumah adik tersangka.
Pada hari Senin (7/4/2025) sekira pukul 16.00 WIB, tersangka K pulang ke rumah yang berada di Marelan menggunakan angkot. Sedangkan tersangka AP berangkat menuju Tanjung Pura.
Pada hari Selasa (8/4/2025) sekira pukul 20.00 WIB, K dijemput oleh tersangka AP di Marelan untuk berangkat ke Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo menggunakan mobil milik korban tersebut.
Sementara itu, jenazah korban ditemukan oleh warga pada Rabu (9/4/2025) sekira pukul 16.00 Wib di Dusun VIII Klantan Luar Desa Pasar Rawa Kec. Gebang Kabupaten Langkat.
“Setelah diperiksa dan di auptosi ternyata mayat tersebut bernama Michael Frederick Pakpahan (25) warga Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan,” katanya.
Sementara itu, tersangka K dan AP ditangkap di daerah Jalan Kota Cane, Kacaribu, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, dan selanjutnya diproses di Polrestabes Medan.
“Motif pembunuhan mengambil barang milik korban,” tutup Kapolrestabes.
(mdc/mr/red)