MEDAN – Koordinator LSM NCW Wilayah Sumatera Utara, Emmar Pasaribu, mengaku terkejut dan heran dengan ikut terjaringnya oknum PPK 1.4 Satuan Kerja Wilayah 1 dalam operasi OTT KPK di Sumut baru-baru ini.
Emmar yang aktif terjun melakukan investigasi ke lapangan menyoroti proyek pembangunan yang dibiayai oleh uang negara, baik APBN, APBD propinsi dan APBD Kabupaten kota ini, menyoroti tertangkapnya oknum PPK atas Helyanto.
“Yang jadi sorotan, Kepala Dinas PUPR Propinsi Sumatra Utara dan anggotanya Rasudi Siregar selaku Kepala UPT PUPR Gunung Tua, dan kaitannya dengan PPK 1.4 satuan kerja wilayah 1 di BBPJN Wil 2 Medan Sumatra Utara. Helyianto PPK 1.4 wilah kerjanya memang Parsabolas, mulai dari batas Jln Simpang Parsabolas sampai batas Simpang Kota Pinang, termasuk Gunung Tua. Bahkan MP Dalihan Natolupun sangat berdekatan,” kata Emmar Pasaribu kepada Jonny Marbun selaku pemimpin Umum/pemimpin redaksi Lacakpost.com di Jalan Sakti Lubis, bersebelahan dengan kantor BBPJN Wil 2 Medan Sumatra Utara, Senin 30 Juni 2025.
Sebelumnya, Jonny Marbun juga pernah menyoroti pekerjaan PPK 1.4 Wil 1 tersebut, bahkan pernah diterima di kantor PPK 1.4 di perumahan villa Gading Marindal.
Saat itu, Helyianto memberi keterangan ke Jonny Marbun, bahwa dia jauh-jauh dari Kalimantan untuk membangun Sumatra Utara ini.
“Kita harus bekerja sesuai aturan dan malu kita kalau tidak benar kerja kita katanya sambil tanpa senyum,” ujar Jonni menirukan ucapan Helyianto saat itu.
Anggaran tahun 2024 saat itu sedang berjalan yaitu pemeliharaan jalan, dan jadi sorotan karena kedalaman korekan aspal yang rusak kurang 4 cm.
“Saya konfirmasikan dan kirim foto yang sedang dikerjakan. Beliau berjanji akan cek ke lapangan,” sambung Jonni.
Sementara Emmar Pasaribu selaku Ketua Koordinator Investigasi LSM NCW menegaskan perlu hal ini dipertanyakan ke Kabalai BBPJN Wil 2 Medan Sumatra Utara agar memberikan klarifikasi atas staff BBPJN Wil.2 Medan Sumatra Utara yang tertangkap tangan.
Bahkan sorotan Emmar Pasaribu bahwa proyek proyek tahun 2023 dan tahun 2024 yang sudah selesai api dimana-mana masih banyak yg sudah rusak dan kurang jelas pemeliharaannya.
“Setiap proyek selesai pasti anggaran pemeliharaan selalu dicadangkan 5 persen untuk menanggulangi yg rusak,” kata Emmar Pasaribu ke Jonny Marbun selaku Pemimpin Redaksi Lacakpost.com. (red)