Medan. Bank Indonesia melakukan intervensi secara besar-besaran di pasar uang, yang membuat mata uang rupiah tidak seburuk gambarannya saat libur Panjang kemarin. Dimana Rupiah sempat melemah di atas 17.000 per US Dolar di pasar NDF (non delivery forward) offshore.
“Dan pada perdagangan hari ini, rupiah memang ditutup melemah di level 16.860 per US Dolar. Namun pelemahan Rupiah tidak seburuk gambaran sebelumnya,” ungkap Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (8/4/2025).
Kinerja mata uang Rupiah relatif mampu dijaga dibawah level psikologis 17.000. Dan upaya Bank Indonesia dalam meredam gejolak mata uang di awal pekan dinilai cukup berhasil.
Meskipun kebijakan intervensi akan lebih banyak menguras cadangan devisa. Sementara itu, IHSG yang sempat langsung di halt di sesi pembukaan mampu mengurangi kerugiannya. IHSG sempat melemah diatas 9%, namun pada sesi penutupan ditutup turun 7.9% di level 5.996,142.
Menurutnya, pelemahan IHSG pada dasarnya bertolak belakang dengan kinerja mayoritas bursa di Asia yang ditutup menguat pada perdagangan hari ini. Tekanan jual pada pasar saham di Asia sebenarnya sudah mereda, meskipun IHSG masih harus menyesuaikan kinerjanya dengan potensi koreksi yang terjadi selama libur panjang kemarin.
Rilis data inflasi di tanah air juga tidak banyak menolong kinerja IHSG. Pasar masih dibayangi oleh dampak buruk dari perang dagang yang bisa saja kian memburuk sewaktu-waktu. Memburuknya IHSG dan rupiah saat ini lebih didominasi oleh memburuknya sentimen eksternal. Terpisah harga emas ditransaksikan stabil di kisarab level $3.006 per ons troy, atau sekitar 1.63 juta per gram.
(mdc)